Firman Allah Ta'ala yang bermaksud:
"Sesungguhnya Tuhan kamu itu Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, kemudian ia istiwaa (bersemayam) di atas 'Arsy".(Al-A'raf :54).
Rasulullah SAW pernah mengajukan pertanyaan kepada seorang budak perempuan milik Mua'wiyah bin Al-Hakam As-Sulamy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya yaitu Mu'awiyah :
Artinya:
"Beliau bertanya kepadanya : "Di manakah Allah ?. Jawab budak perempuan : "Di atas langit. Beliau bertanya (lagi) : "Siapakah Aku ..?". Jawab budak itu : "Engkau adalah Rasulullah". Beliau bersabda : "Merdekakan ia ! .. karena sesungguhnya ia mu'minah (seorang perempuan yang beriman)".
Beriman kepada Allah Ta'ala adalah satu daripada rukun iman yang enam yang wajib tetap dalam hati seseorang tanpa becampur syak dan keraguan.Beriman dengan kewujudan Allah Ta'ala ialah dengan mengiktiqadkan Allah dengan iktiqad (pegangan) yang jazam (pasti dan tetap) bahawa Allah Ta'ala yang mencipta dan mentadbir semua benda dan perkara dalam alam ini (rububiyyah), Dialah yang berhak disembah (uluhiyyah), Dia memiliki nama-nama yang agung (asma' al-Jalal)dan mempunyai segala sifat kesempurnaan (sifat al-Kamal) dan Maha Suci dari sifat-sifat kekurangan (Asma' Allah dan sifat-sifatnya).
Kewujudan Allah Ta'ala bukanlah sebagaimana kewujudan alam yang huduth (baharu) yang menerima perubahan, permulaan dan kesudahan, kerana zat dan sifat Allah adalah qadim (tiada permulaan) dan baqa' (tiada kesudahan).
Bagi menjawab persoalan di mana Allah Ta'ala, berbalik kepada dalil al-Qur'an dan Hadith di atas dapatlah dinyatakan bahawa Allah Ta'ala istawaa di atas 'arasy-Nya yang tinggi (Dzat Allah istiwaa/bersemayam di atas 'Arsy-Nya yang sesuai dengan kebesaran-Nya, sedangkan ilmu-Nya berada dimana-mana/tiap-tiap tempat tidak satupun tersembunyi dari pengetahuan-Nya).Imam Malik apabila ditanya "Bagaimana caranya Allah istiwaa di atas 'Arsy ?. Beliau menjawab :
Artinya:
"Istiwaa itu bukanlah sesuatu yang tidak dikenal (yakni telah kita ketahui artinya), tetapi bagaimana caranya (Allah istiwaa) tidaklah dapat dimengerti, sedang iman dengannya (bahwa Allah istiwaa) wajib, tetapi bertanya tentangnya (bagaimana caranya) adalah bid'ah".
No comments:
Post a Comment